Iklan by google
Minggu, 16 Januari 2011
Dua sahabat habib bin yahya dan al habsy
Habib Muhammad bin Ali
bin Hasan Bin Yahya
(Pangeran Noto Igomo)
mempunyai seorang
sahabat dekat di Barabai.
Namanya Habib Alwi bin
Abdullah AlHabsyi.
Keduanya mempunyai
kedudukan terhormat di
wilayahnya masing-
masing. Habib
Muhammad tinggal di
Tenggarong selaku
penasihat Sultan Kutai,
sementara Habib Alwi
adalah seorang Kapten
Arab berkedudukan di
Barabai. Mereka sudah
saling mengenal sejak
sama-sama tinggal di
Hadramaut, Yaman.
1 - Habib Alwi AlHabsyi,
sejak di Hadramaut,
mengakui keluasan
pengetahuan dan
kealiman Habib
Muhammad Bin Yahya.
Habib Muhammad
kelahiran tahun 1844,
sedangkan Habib Alwi
beberapa tahun lebih
muda. Tidak diketahui
persis tahun kelahiran
Habib Alwi.
"Tahun 1917-an, Habib
Alwi di Banjar sudah
mempunyai 3 anak," ujar
Habib Agil bin Salim
Bahsin, cucu Habib Alwi.
Jika Habib Muhammad Bin
Yahya melalui perjalanan
panjang melalui
Palembang , Cirebon ,
Martapura dan akhirnya
menetap di Kutai, maka
Habib Alwi dari
Hadramaut memilih
Barabai sebagai tempat
tinggal tetap setelah
sempat bermukim
beberapa tahun di
Banjarmasin .
Habib Alwi menikah
pertama kali di
Banjarmasin dengan
Syarifah Raguan binti
Syekh AlHabsyi. Dengan
istrinya Habib Alwi masih
bersaudara dekat karena
mereka sama-sama cucu
dari Habib Alwi bin Syekh
AlHabsyi.
Ketika tinggal di
Banjarmasin , Habib Alwi
adalah pejabat Kapten
Arab pengganti Habib
Hasan bin Iderus AlHabsyi
(Habib Ujung Murung).
Habib Alwi tinggal di
kawasan Ujung Murung.
Habib Alwi pindah ke
Barabai setelah menikah di
sana dengan seorang
perempuan asal Nagara-
Banua Kupang bernama
Hj Masrah. Belakangan
Habib Alwi juga menikah
dengan perempuan
Kandangan bernama
Masja.
Sejak melepaskan
kedudukan sebagai Kapten
Arab, Habib Alwi
berdomisili di Barabai.
Namun masyarakat tetap
memperlakukannya
sebagai orang istimewa
karena latar belakang dan
jasanya.
Jasa terbesar Habib Alwi
bagi daerah Hulu Sungai
adalah kepeloporan beliau
dalam membangun
perkebunan karet secara
besar-besaran di Barabai.
Habib Alwi memiliki kebun
karet di Desa Manggasan,
Hantakan, Barabai. Bibit
karet diperoleh Habib Alwi
dari Bogor melalui
perantaraan pemerintah
Belanda.
Walau tinggal di daerah
berbeda dan dipisahkan
jarak cukup jauh
persahabatan Habib Alwi
dan Habib Muhammad
tetap terjalin mesra.
"Habib Muhammad yang
menyumbang batu dan
semen ketika Habib Alwi
membangun Pasar Batu,"
ujar Ami Agil, panggilan
sehari-hari Habib Agil bin
Salim Bahsin.
Pasar Batu adalah
bangunan beton pertama
di Hulu Sungai yang
merupakan tempat pasar
gatah (karet) di paruh
pertama abad lalu.
Suatu masa kedua
sahabat ini bertemu di
Samarinda. Dalam
pertemuan antara dua
sahabat itu mereka tak
lupa berfoto bersama
dengan gaya masing-
masing. Habib
Muhammad mengenakan
sarung dan baju koko
berwarna putih,
sementara Habib Alwi
memakai busana baju
safari dan celana panjang.
Persamaan mereka adalah
kopiah yang dikenakan
serta masing-masing
memakai tongkat.
Habib Muhammad masuk
ke lingkungan Kesultanan
Kutai berkat kelebihan dan
kekuatan spiritualnya.
Habib Muhammad Bin
Yahya yang juga datuk
dari aktor terkenal drg
Fadly ini masuk ke istana
setelah berhasil
menyembuhkan penyakit
seorang kerabat
kesultanan.
Tak lama setelah kejadian
itu, Habib Muhammad
dinikahkan dengan Aji
Raden Lesminingpuri,
cucu Sultan AM Sulaiman
yang juga anak Sultan AM
Alimuddin.
Sedang, Habib Alwi
sendiri juga menjadi
tokoh kehormatan
masyarakat Hulu Sungai
terutama Barabai. Ketika
Presiden Soekarno
berkunjung wilayah Hulu
Sunggai dan mampir ke
Barabai tahun 1955, terjadi
dialog singkat antara
Habib Alwi dengan Sang
Presiden.
Waktu berjabat tangan,
disaksikan oleh tokoh-
tokoh masyarakat lainnya
mereka berbincang-
bincang.
"Siapa nama Pak Haji?"
ujar Bung Karno.
"Saya Sayyid Alwi," jawab
Habib Alwi.
"Pak Sayyid orang Arab?"
"Ya, saya orang Arab,
lahir di Hadramaut."
"Mengapa orang Arab
mau membantu
perjuangan orang
Indonesia ?"
"Saya muslim, dia juga
orang muslim. Jadi wajib
membantu. Ikhwanul
muslimin (persaudaraan
sesama orang Islam)."
"Pergi ke Jakarta nanti,"
Bung Karno menawarkan
undangan kepada Habib
Alwi.
"Ya, Batavia ." (seorang
wedana di Hulu Sungai
kemudian membisiki
Habib Alwi bahwa yang
benar adalah Jakarta ).
"Yakarta," ujar Habib Alwi
lagi mengoreksi
ucapannya (Habib Alwi
menyebut J dengan lafal
Y).
Akhir cerita, Habib Alwi
tak pernah ke Jakarta
mendatangi undangan
presiden pertama RI itu.
Habib Alwi AlHabsyi
meninggal dunia tahun
1967 waktu berada di
Banjarmasin dan
dimakamkan di Turbah
Sungai Jingah.
Sahabatnya, Habib
Muhammad Bin Yahya
mendahuluinya 20 tahun
sebelum itu dan
bermakam di pekuburan
Kelambu Kuning, Kutai
Tenggarong
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar